The Legend of Zaenal Combo

Selasa, 02 September 2008


AKU
TETAPLAH
ZAENAL . . !

Meski peluh membahasi wajahnya
tiada henti dirinya berjalan
mencari dimana ada harapan
agar ada yang bisa terbawa pulang
meski hanya sebungkus nasi

Dirinya tak lagi menyesal
baginya sesal tiada guna
apalagi dendam
meski hidup terasa perih
menghenyakkan nafasnya
yang semakin sesak

Ketika di senjanya usia
rambut terus memutih
nafas semakin menipis
badanpun mengering
kusam juga sarat beban

Siapanyana hidupnya akan begini
dahulu dan sekarang
cepat sekali berlalu
semua nyata hanyalah sementara

Hanya kita yang luput dari waspada
nyatanya semua
berlalu lebih cepat
tanpa dirasa

Begitulah dirinya bercerita
tentang pentas dunia musiknya
dalam lekukan jari jemari
memainkan tali-tali nada gitar
agar kita tak jauh dari-Nya

Dunianya telah menghilang
ajalpun menjemputnya
aku tetaplah zaenal...
katanya berucap

sampaikan wasiat akhir . . .

Bukanlah akhir dari segalanya
masih ada selalu harapan dan harapan
Tuhan itu maha pemurah lagi maha tahu
derita yang pahit ini
tetaplah manis bagiku
niscaya jalan kan menebus segalanya
derita yang kujalani
tetaplah tekadku menempuh pada-Nya...

Ayahanda kini berpulang
wasiatkan salam dan doa
memaafkan dirinya
untuk sejuta handai tolan
yang telah berbagi suka duka dengannya

Dirinya yang tegar dan berani
jadikan tauladan bagi ananda dan cucunda
cepat ataupun lambat
kelak kan ada yang mewarisi
temukan kembali
pentas dunia musiknya yang dulu hilang
menyanyikan Teluk Bayur . . .
dan Sebiduk di Sungai Musi . . .
bagi ayahanda tercinta
Zaenal Arifin . . . .

edwin-arifin.
posted by The Legend Of Zaenal Combo at 20.16

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home